Kaji Pengaruh Realitas Terbagi, Identitas Terpolitisasi, dan Keterlibatan Politik secara Daring pada Aksi Kolektif, M. Abdan Shadiqi Lulus Doktor Dengan Predikat Cum Laude

Kaji Pengaruh Realitas Terbagi, Identitas Terpolitisasi, dan Keterlibatan Politik secara Daring pada Aksi Kolektif, M. Abdan Shadiqi Lulus Doktor Dengan Predikat Cum Laude

 

Depok– Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menggelar sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Muhammad Abdan Shadiqi, di Ruang Auditorium Gd.H  F.Psi, Selasa  (10/12/2019).

Sidang Promosi Doktor ini diketuai oleh Dr .Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A., Psikolog, dengan Promotor Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si, Kopromotor Dr. Mirra Noor Milla, M.Si., Prof. Dr. M. Enoch Markum, Psikolog (Ketua Penguji), dan Tim Penguji Dr. Zainal Abidin, M.Si, Ali Mashuri, S.Psi., M.Sc., Ph.D, Dra. Amarina Ashar Ariyanto, M.Si., Ph.D., Psikolog, Dr. Bagus Takwin, M.Hum., Psikolog.

Disertasi yang diangkat oleh Promovendus “Pengaruh Realitas Terbagi, Identitas Terpolitisasi, dan Keterlibatan Politik secara Daring pada Aksi Kolektif ”. Sebagai gambaran, beberapa waktu belakangan banyak terjadi aksi-aksi demonstrasi dan protes, aksi seperti ini disebut aksi kolektif. Beberapa hasil temuan di psikologi sosial banyak menjelaskan faktor motivasional. Penelitian ini berusaha mengungkap faktor kognisi sosial, yaitu realitas terbagi. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh proses termotivasi untuk menyamakan kondisi batin dengan orang lain mengenai dunia atau realitas terbagi terhadap keputusan seseorang mengikuti aksi kolektif.

Ada dua motif yang melandasi proses realitas terbagi, yaitu motif epistemik yang akan dibuktikan oleh variabel identitas terpolitisasi dan motif relasional yang akan dibuktikan dengan keterlibatan politik secara daring. Ini artinya penelitian ini membuktikan peran realitas terbagi, identitas terpolitisasi dan keterlibatan politik secara daring terhadap aksi kolektif melalui 4 studi.

Studi 1 adalah studi kualitatif untuk menganalisis konten isi status twitter pada isu tagar #2019gantipresiden menggunakan tematik analisis oleh 3 orang rater. Hasil dari analisis tematik 250 isi status twitter selama bulan April-Agustus 2018 menemukan bahwa proses keterlibatan aksi bergantung pada proses yang terjadi di media sosial (twitter). Penulis menemukan proses ini berkaitan dengan pembentukan pandangan yang sama (realitas terbagi) dan keterlibatan pada isu-isu politik, seperti sosialisasi tagar, dukungan aksi, pelarangan aksi, dan framing yang dikaitkan dengan tagar.

Studi 2A adalah studi survei korelasional yang dilakukan pada masa pra-kampanye Pilpres 2019 terhadap 473 partisipan melalui analisis Structural Equation Modeling (SEM). Hasilnya, penulis menemukan realitas terbagi dapat memprediksi aksi kolektif secara langsung. Selain itu, studi ini menemukan bahwa keterlibatan politik secara daring dapat memprediksi aksi kolektif secara langsung atau dimediasi oleh realitas terbagi. Pada studi ini, aksi kolektif yang dilakukan secara tidak langsung (seperti tanda tangan petisi) lebih dipilih daripada aksi langsung turun ke jalan.

Studi 2B, studi survei korelasional yang dilakukan pada masa pasca-kampanye Pilpres 2019 terhadap 212 partisipan melalui analisis SEM. Penulis menemukan realitas terbagi tidak dapat memprediksi aksi kolektif secara langsung, tetapi harus melewati (full mediation) identitas terpolitisasi dan keterlibatan politik secara daring. Studi ini turut menjelaskan bahwa aksi langsung (seperti berdemo ke jalanan) lebih dipilih daripada aksi tidak langsung.

Studi 3 adalah studi eksperimen terhadap 377 partisipan yang diacak pada desain 3 (tanpa realitas terbagi/kontrol vs. realitas terbagi individu tunggal vs. realitas terbagi kelompok) x 2 (kasus lingkungan/satwa: Paus Hiu Berau vs. kasus politis: pengelolaan terminal kontainer/pelabuhan di Jakarta oleh asing), between subject. Manipulasi diberikan melalui teks bacaan. Secara spesifik, manipulasi realitas terbagi oleh individu tunggal atau kelompok berefek signifikan pada keinginan terlibat aksi dibandingkan kelompok kontrol. Namun, tidak ada perbedaan signifikan aksi kolektif antara manipulasi realitas terbagi dari individu tunggal dengan kelompok. Selain itu, keinginan aksi kolektif pada kasus lingkungan/satwa lebih tinggi daripada kasus politis.

Berdasarkan 4 studi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa realitas terbagi dapat memengaruhi partisipasi pada aksi kolektif. Realitas terbagi dapat berperan secara langsung atau turut dipengaruhi oleh identitas terpolitisasi dan keterlibatan politik secara daring. Hasil studi menemukan pola dinamika penjelasan berikut: (1) realitas terbagi dapat menyebabkan aksi secara langsung pada topik isu yang sedang atau baru berkembang; (2) saat suatu topik isu sudah kuat berkembang/terbentuk, maka realitas terbagi sudah tidak mampu secara langsung menjelaskan aksi, harus melalui variabel motivasional lain; (3) aksi tidak langsung lebih terjadi pada saat isu sedang berkembang, sebaliknya aksi langsung terjadi saat isu sudah lama berkembang di kelompok.

Setelah mempertahankan disertasinya, Tim Penguji memutuskan mengangkat Muhammad Abdan Shadiqi sebagai doktor ke-152 yang dihasilkan oleh Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor Fakultas Psikologi UI, dan merupakan Doktor ke-110 yang lulus setelah Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor dikembalikan ke Fakultas Psikologi UI dengan predikat Cum laude IPK 3,98.

Diqi menyelesaikan studinya dengan beasiswa program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Beasiswa tersebut merupakan beasiswa program percepatan pendidikan dari Kemenristekdikti untuk lulusan Sarjana (S1) yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi seorang Doktor dengan masa pendidikan selama 4 (empat) tahun yang dibimbing oleh Promotor handal Tanah Air. Peserta PMDSU ini dituntut untuk mempublikasikan minimal 2 buah hasil riset di Jurnal Internasional.

Program ini diinisiasi sejak tahun 2012. Hingga saat ini sudah ada 5 batch. Di UI, pada tahun 2015, membuka batch II PMDSU dimana 2 dari 6 penerima beasiswa PMDSU terdapat di Fakultas Psikologi UI, yaitu Muhammad Abdan Shadiqi dan Joevarian Hudiyana. Promotor kedua mahasiwa ini adalah Prof. Dr. Hamdi Muluk dan Kopromotor adalah Dr. Mirra Noor Milla. Keduanya berasal dari Lab. Psikologi Politik, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. (Md)