F.Psi UI menggelar festival individu berkebutuhan khusus (UI IBK Gathering)

Fakultas Psikologi menggelar festival individu berkebutuhan khusus (UI IBK Gathering) di lapangan terbuka Tanah Tingal, Tangerang pada 28-29 Juli 2018. Acara ini berhasil mempertemukan keluarga, dan individu berkebutuhan khusus, konselor, psikolog dengan masyarakat sekitar.

Acara ini diinisiasi bersama Prof Dr. Frieda Maryam Mangunsong, M. Psi, Guru Besar Fakultas Psikologi di bawah pengawasan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI. “Kita nggak perlu dikasihani atau gimana-gimana kok. Kita cuma butuh disayang dan diajak main bareng kayak gini,” ujar si kembar Kezia dan Lina, dua anak berkebutuhan khusus penyandang tunanetra, salah satu pengisi acara UI IBK Gathering.

Tidak hanya Kezia dan Lina, acara ini juga dihadiri oleh 80 pengunjung yang terdiri dari anak, orang dewasa berkebutuhan khusus beserta keluarga pendamping dan masyarakat umum. Sedangkan, panitia pengisi acara terdiri dari 48 relawan dari kalangan mahasiswa dam 20 konselor S2 Fakultas Psikologi UI.

Memang,salah satu tujuan dari acara ini adalah meningkatkan partisipasi sosial individu berkebutuhan khusus dan bertemu langsung dengan banyak elemen masyarakat. Acara UI IBK terdiri dari dua lokasi kegiatan utama, yakni panggung utama dan pojok bermain.

Di panggung utama, keluarga dan masyarakat yang hadir mendapatkan psikoedukasi dan talkshow yang diisi oleh Hendi Hogia, S.Psi (Alumni Psikologi UI), Ritson Manyonyo, M. Th (Pimpinan Yayasan Elsafan), Ir. Rachmita Maun Harahap, Msn (Dosen Arsitektur Univ Mercubuana, Pimpinan Yayasan Sehijra), dan Pendiri Rumah I’m Star, Dewi Semarabhawa.

Talkshow ini membahas bagaimana keluarga bisa menjadi pijakan kesuksesan individu berkebutuhan khusus untuk berkarya.Terdapat lima pojok bermain untuk anak-anak berupa Pojok Lukis, Pojok Lingkungan, Pojok Outbond, Pojok Story Telling, Pojok Brain Gym dan Pojok Outbond.Pojok bermain bertujuan untuk mengajarkan keterampilan yang ramah anak untuk lebih kreatif terutama anak berkebutuhan khusus.

Pengunjung bisa memulai untuk mewarnai wayang dan layang-layang, membuat kreasi tanah liat dan outbond dengan pendampingan oleh para volunteer yang sudah terlebih dahulu diberikan pelatihan menghadapi anak berkebutuhan khusus oleh konselor.

“Untuk mendapat kebahagiaan, kita tidak perlu melakukan hal-hal yang besar. Berbuatlah hal yang kecil, namun bermakna untuk diri sendiri dan orang lain.” ungkap Annida Anastiani, konselor pendamping yang berkomunikasi langsung dengan anak penyandang Intellectual Disability.

Para relawan juga bertemu dengan karakter yang beragam dalam acara ini dan berhasil mendapat sambutan positif dari seluruh orang yang terlibat.“Bertemu dengan orang hebat dalam acara ini memberikan banyak pelajaran bahwa individu berkebutuhan khusus yang datang ini tidak sesempurna kita namun bisa tetap menjalani hidup lebih indah, lebih hebat, dan belajar dari mereka untuk bersyukur atas apa yang kita miliki.” ungkap Erika, Mahasiswi Universitas Sebelas Maret yang tergabung sebagai relawan UI IBK Gathering.

Sumber :www.ui.ac.id