Apakah gejala skizofrenia dapat terbantu dengan teknik regulasi emosi?

Skizofrenia adalah gangguan psikologis berat yang diderita sekitar 1% dari populasi. Di Indonesia dapat diperkirakan ada sekitar 2,8 juta orang yang menderita skizofrenia, sebagai perbandingan, populasi kota Bandung adalah 2,7 juta orang. Salah satu gejala paling umum yang ditemui pada orang dengan skizofrenia (ODS) adalah waham paranoid. Waham paranoid dapat berbentuk seperti merasa dikejar-kejar oleh agen tertentu, misalnya Badan Intelijen Negara (BIN), merasa bahwa semua orang baik keluarga maupun orang asing yang ditemuinya ingin menyakitinya, atau merasa bahwa orang-orang yang ditemuinya dari keluarganya hingga orang yang tidak dikenal itu berkonspirasi ingin merugikannya. Saat ini, belum ada penanganan farmakologis ataupun psikologis yang dapat menyembuhkan kondisi skizofrenia. Oleh karena itu, kita sangat membutuhkan penemuan-penemuan baru mengenai skizofrenia agar dapat lebih memahami kondisi ini, dan ke depannya dapat mengembangkan penanganan yang lebih baik lagi.

Dalam hal ini, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia juga ikut serta menyumbangkan karyanya untuk pemahaman mengenai skizofrenia di dunia. Belum lama ini, dosen kami, Edo S. Jaya, mensupervisi sebuah penelitian yang dipimpin oleh Anton Gollwitzer dari Yale University, AS mengenai skizofrenia yang berhasil dipublikasikan di jurnal ilmiah Psychiatry Research (IF = 2,47, 2015). Penelitian ini juga dibantu oleh Magdalena Wilczynska dari University of Newcastle, Australia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran paranoid subklinis pada individu-individu yang sehat dapat meningkat saat mereka dibuat merasa kesepian pada situasi laboratorium. Pemikiran paranoid ini mereka temukan dapat hilang dengan menghilangkan sumber rasa kesepian atau dengan mengatasi efek rasa kesepian tersebut dengan menggunakan teknik regulasi emosi bernama cognitive reappraisal. Cognitive reappraisal berfungsi menurunkan perasaan-perasaan negatif dengan meninjau kembali penyebab perasaan negatif yang muncul.

Penulis: Dr. phil. Edo Sebastian Jaya, M. Psi.

Referensi:

Gollwitzer, A., Wilczynska, M., & Jaya, E. S. (2018). Targeting the link between loneliness and paranoia via an interventionist-causal model framework. Psychiatry Research, 263, 101–107. https://doi.org/10.1016/j.psychres.2018.02.050

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0165178117310338

 

We are using cookies to give you the best experience. You can find out more about which cookies we are using or switch them off in privacy settings.
AcceptPrivacy Settings

GDPR

× Whatsapp Fakultas