Dyah Triarini Indirasari Kaji Skema Metafora Pergerakan Waktu dan Ketepatan Estimasi Durasi Waktu dalam Penyelesaian Tugas

Dyah Triarini Indirasari Kaji Skema Metafora Pergerakan Waktu dan Ketepatan Estimasi

Durasi Waktu dalam Penyelesaian Tugas

Depok– Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia kembali menambah daftar penerima gelar Doktor. Sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Dyah Triarini Indirasari, di laksanakan di Ruang Aula Gd. D F.Psi UI, Selasa  (14/01/2020).

Sidang Promosi Doktor ini diketuai oleh Dr .Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A., Psikolog, dengan Promotor Harry Susianto, Ph.D, Kopromotor Prof. Dr. Guritnaningsih, Psikolog, Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si., Psikolog (Ketua Penguji), dan Tim Penguji Prof. Dr. Faturochman, M.A., Psikolog, Prof. Dr. Bernadette N. Setiadi, Psikolog, Dr. Ilsiana Sulistya Jatiputra, Psikolog, Dr. Adriana Soekandar, M.S., Psikolog dan Dr. Bagus Takwin, M.Hum., Psikolog.

Disertasi yang diangkat oleh Promovendus, berjudul “Skema Metafora Pergerakan Waktu dan Ketepatan Estimasi Durasi Waktu dalam Penyelesaian Tugas”. Waktu merupakan konsep abstrak sehingga manusia menggunakan analogi dari konsep lain yang lebih konkrit dalam menjelaskan konsep waktu. Analogi tersebut bisa terlihat melalui metafora yang digunakan dalam berbahasa. Hasil-hasil penelitian memperlihatkan bahwa metafora waktu bisa berbeda antar budaya. Dalam konteks budaya Barat yang menggunakan bahasa Inggris, terdapat ada 2 metafora waktu yang digambarkan dari sudut pandang ego-reference, yakni ego-moving dan time-moving (Lakoff & Johnson, 1980). Peneliti berargumen bahwa metafora pergerakan waktu yang dimiliki dalam konteks budaya Indonesia berbeda dengan yang terkandung dalam bahasa Inggris.

Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah apakah konsep waktu dalam konteks budaya Indonesia dimetaforakan secara sama dengan konsep waktu yang digunakan dalam konteks budaya Barat yang menggunakan bahasa Inggris, skema metafora pergerakan waktu dalam konteks budaya Indonesia memiliki sudut pandang diri (ego-reference point), penggunaan skema metafora pergerakan waktu dengan sudut pandang ego-reference (ego-moving vs. time-moving) bisa mempengaruhi estimasi durasi waktu prospektif dan retrospektif dalam konteks Indonesia, dan skema metafora pergerakan waktu (ego-moving vs. time-moving) akan berpengaruh secara sama pada tugas dengan durasi pendek dan panjang, baik untuk estimasi prospektif maupun retrospektif.

Teori yang digunakan yaitu Linguistic Relativity Hypothesis, yang menyatakan bahwa bahasa yang berbeda yang terdapat dalam beragam budaya bisa mempengaruhi pemikiran yang berbeda; Struktur Metaforik dari Boroditsky (2000) menjelaskan bahwa dalam memahami konsep waktu yang abstrak, sumber analogi yang biasa digunakan adalah ranah spasial (keruangan); Hukum Vierordt yang menerangkan bahwa dalam kondisi estimasi retrospektif, pembesaran estimasi cenderung dilakukan pada tugas yang berdurasi pendek dan pengecilan estimasi cenderung dilakukan oleh individu pada tugas yang dikerjakan dalam durasi yang panjang; dan Contextual-Change Model menjelaskan bahwa pengukuran estimasi durasi waktu tergantung pada ingatan terhadap informasi tentang durasi waktu yang disimpan dimana durasi waktu pengerjaan tugas yang diingat akan diperpanjang sebagai fungsi dari adanya perubahan kontekstual yang tersimpan dalam ingatan maupun yang diingat pada saat proses pengambilan informasi dari ingatan.

Tiga studi dilakukan dalam penelitian disertasi ini, yakni studi eksploratif (penelitian kualitatif) untuk melihat metafora waktu yang terkandung dalam budaya Indonesia, studi eksperimental untuk melihat pengaruh metafora waktu dari sudut pandang ego-reference (ego-moving vs. time-moving) terhadap penalaran temporal, dan studi eksperimental untuk melihat pengaruh metafora waktu (ego-moving vs. time-moving) dan durasi tugas (pendek vs. panjang) terhadap ketepatan estimasi durasi waktu prospektif dan retrospektif.

Temuan dalam penelitian ini yaitu metafora waktu dalam konteks budaya Indonesia berbeda dengan budaya Barat yang menggunakan bahasa Inggris; metafora pergerakan waktu dalam bahasa Indonesia lebih mencerminkan time-moving daripada ego-moving; dan akurasi estimasi durasi waktu lebih dipengaruhi oleh durasi tugas dibanding metafora pergerakan waktu.

Dapat disimpulkan bahwa memang ada perbedaan sudut pandang dalam memahami waktu antar budaya Indonesia dan budaya Barat dan durasi waktu berpengaruh terhadap bagaimana seseorang akan melakukan estimasi durasi waktu penyelesaian tugas.

Setelah mempertahankan disertasinya, Tim Penguji memutuskan mengangkat Dyah Triarini Indirasari sebagai doktor ke-155 yang dihasilkan oleh Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor Fakultas Psikologi UI, merupakan Doktor ke-6 yang lulus ditahun akademik gasal 2019/2020 dan Doktor ke-113 yang lulus setelah Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor dikembalikan ke Fakultas Psikologi UI dengan predikat Sangat Memuaskan. (Rn)