F.Psi Gelar Proust 2nd Mini Symposium 2019

F.Psi Gelar Proust 2nd Mini Symposium 2019

Depok– Pada tanggal 8 – 9 Oktober 2019 ini, Jurnal Psychological Research on Urban Society (PRoUSt) kembali sukses mengadakan kegiatan mini symposium kedua: PRoUSt 2nd Mini Symposium 2019. Kegiatan mini symposium ini didukung oleh Kantor Pengelolaan Produk Riset dan Inovasi (KPPRI) UI sebagai penyandang dana kegiatan. Mini-simposium ini merupakan forum diskusi ilmiah bagi peneliti dan praktisi yang berminat dalam topik perilaku masyarakat perkotaan. Meskipun demikian, mini-simposium ini bukan hanya melibatkan penelitian-penelitian dalam bidang psikologi, tetapi juga kolaborasi dari ilmu perencanaaan perkotaan, ilmu lingkungan, kesehatan masyarakat, teknologi, ekonomi, sosiologi, antropologi, geografi, arsitektur, dan entrepreneurship.

Mini symposium yang dilaksanakan di The Margo Hotel selama dua hari ini ini dihadiri oleh kurang lebih 80 orang peserta yang mencakup tiga orang keynote speaker, 7 orang editor PRoUSt, 17 orang presenter, 10 tamu undangan, dan 40 orang peserta lainnya seperti mahasiswa, dosen dan masyarakat yang tertarik pada penelitian terkait urban. Tema yang diusung pada tahun ini adalah “Wellbeing in Urban Living: Challenges and Opportunities”. Penyaji yang hadir berasal dari berbagai institusi dalam dan luar negeri, seperti Universitas Indonesia (Depok), Jawaharlal Nehru University (India), Universitas YARSI (Jakarta), UNIKA Atma Jaya (Jakarta), Universitas Diponegoro (Semarang), Universitas Pendidikan (Bandung), Universitas Syah Kuala (Banda Aceh), dan Universitas Hasanuddin (Makassar).

Dalam kegiatan ini, PRoUSt mengundang tiga keynote speakers, yaitu Dr. Colin Ellard dari University of Waterloo, Canada, Prof. Jas Laile Suzana binti Jaafar dari University of Malaya, Malaysia, dan Prof. Sen Senjaya dari Swinburne Business School, Australia. Dr. Collin Ellard membawakan topik menarik tentang metode terkini untuk mengukur respons kognitif dan emosional individu terhadap desain lingkungannya menggunakan baik metode eksperimen maupun studi lapangan. Sementara itu, Prof. Jas Laile membandingkan konsep kebahagiaan pada budaya melayu dengan budaya barat. Menurutnya, konsep kebahagiaan subyektif yang berasal dari barat tidak dapat menggambarkan nilai-nilai unik pada budaya melayu secara utuh, sehingga dibutuhkan perspektif baru dalam penelitian kebahagiaan khususnya di Malaysia dan Indonesia. Prof. Sen Sendjaya menyoroti tentang kebiasaan penelitian kepemimpinan selama ini yang hanya memperhatikan kesejahteraan karyawan, bukan kesejahteraan pemimpinnya. Prof Sendjaya yang melakukan banyak penelitian tentang servant leadership mencoba untuk menghubungkan konsep kepemimpinan dengan kesejahteraan pemimpin di tengah masyarakat paternalistic seperti Indonesia.

Selain itu, ada 18 paper yang dipresentasikan dalam empat symposium dengan topik-topik sebagai berikut space in urban and personal well-being, urban child development and well-being, economic condition, entrepreneurship, and opportunities in urban life, dan impact of technology usage on urban people. Setiap sesi symposium, terdapat empat hingga lima orang peserta yang mempresentasikan hasil penelitian mereka.

Dari mini-symposium tersebut, terdapat 23 naskah yang dikirim ke PRoUSt.