Dengan kepandaiannya meluluhkan hati, tanpa Anda sadari, Si Kecil memegang kontrol atas keputusan atau tindakan Anda. Anak Anda salah satunya? Hati-hati, karena itu gejala anak yang manipulatif, walau setiap manusia pada dasarnya memang memiliki sifat manipulatif.
Sejak lahir, ia mempelajari lingkungannya, termasuk mempelajari diri Anda selalu orang tua. Ia tahu, kalau orang tua memiliki kekuatan yang lebih dibanding dirinya. Lalu ia belajar, bagaimana memanipulasi perilakunya untuk memengaruhi kekuatan Anda.
Ada Aksi, Ada Reaksi
Psikolog anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dr. Rose Mini A. Prianto, M.Psi.,Psikolog atau lebih dikenal dengan Bunda Romi, mengatakan bahwa manipulatif adalah perilaku tidak jujur untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Caranya adalah dengan memengaruhi perilaku, sikap, dan pendapat orang lain tanpa disadari oleh orang tersebut.
“Ada aksi, ada reaksi. Semua perilaku manusia terjadi karena proses belajar dari lingkungan terdekat, misalnya, orang tua dan orang lain di sekitar lingkungan rumah, seperti kakak, paman, dan anggota keluarga lainnya. Belajar bisa juga dari media televisi, film kartun, bahkan dari perilaku hewan peliharaannya,” katanya.
Waspadai Bakat Berbohong
Banyak perilaku manipulatif anak yang kadang-kadang tidak Anda sadari. Ada anak yang sekadar menangis untuk mendapatkan belas kasihan, berbohong untuk menghindari hukuman, sampai cara tingkat tinggi seperti bersikap sangat manis tanpa diminta agar keinginannya kelak dipenuhi.
Menurut Bunda Romi, apabila itu dibiarkan, maka anak bisa menjadi pembohong saat dewasa kelak karena proses belajar terhadap perilaku tersebut menguat. “Salah pun tidak apa-apa, asalkan jujur. Jangan sampai anak takut berkata jujur,” saran Bunda Romi.