Transformasi Spiritual dan Konservatisme Beragama di Kalangan Umat Muslim di Indonesia: Studi Ungkap Mekanisme Terbentuknya Intoleransi

Depok, (24/07/2023)– Gerakan hijrah yang marak beberapa tahun terakhir ini merupakan proses transformasi spiritual dan representasi semangat beragama dalam bentuk perubahan fisik, spiritual dan sosial. Dalam proses transformasi tersebut, jika muncul rasa paling superior dalam beragama, hijrah juga bisa memunculkan sikap intoleransi. Hijrah dan sikap intolerasi ini merupakan fokus penelitian Roosalina Wulandari dalam Program Studi Doktor Ilmu, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). Wulan, panggilan akrabnya, selama ini dikenal sebagai seorang penggiat upaya perdamaian melalui dialog keberagaman lintas kelompok.

Perjalanan hijrah banyak dilihat sebagai upaya memperkuat spiritualitas beragama. Kuatnya budaya kolektif di Indonesia menjadikan hijrah sebagai proses transformasi spiritual yang bersifat personal kerap dijalani secara berkelompok. Dalam hal ini dukungan kelompok dirasakan penting dalam proses berbagi nilai, dan validitas identitas baru sebagai pelaku hijrah. Sayangnya, gairah spiritual ini acap dinodai oleh sebagian orang yang merasa paling benar interpretasi agamanya setelah menjalani hijrah, dan pada akhirnya memunculkan sikap intoleran. Intoleransi ini tidak hanya ditunjukkan kepada mereka yang berbeda agama, namun juga kepada sesama pemeluk Islam yang dianggap berbeda kelompok atau aliran. Hal ini tentunya menimbulkan kerawanan bagi keberagaman umat beragama di Indonesia.

Dalam studi “Religious Identity Transformation: Explaining Religious Intolerance as Uncertainty Reduction Motivation Through Collective Orientation.”, Wulan berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang bagaimana intoleransi beragama terbentuk melalui mekanisme orientasi kolektif pada kelompok agama. Riset ini juga berusaha memahami peran entitativitas kelompok sebagai faktor penguat.

Studi pertama menjelaskan dinamika psikologis individu yang melakukan hijrah. Tujuannya untuk memahami dinamika internal bagaimana transformasi spiritual kolektif dalam menemukan kembali makna hidup. Temuan dari studi ini menunjukkan adanya dua tipe pelaku hijrah, yaitu individualis dan kolektivis. Keduanya didorong oleh kehilangan makna hidup akibat krisis yang dialami, namun mengadopsi pendekatan yang berbeda dalam mencapai kembali makna hidup tersebut. Pelaku hijrah tipe individualis mencapai makna hidup melalui pemenuhan kebutuhan epistemik, sementara pelaku hijrah tipe kolektivis mencapainya melalui hubungan sosial dan identitas kelompok.

Studi kedua melibatkan partisipasi masyarakat umum. Tujuannya menguji peran orientasi kolektif sebagai mediator dalam perkembangan intoleransi beragama, dengan entitativitas kelompok sebagai faktor penghubung. Studi ini menunjukkan bahwa ketidakpastian mempengaruhi orientasi kolektif yang mempengaruhi pembentukan intoleransi beragama, baik dalam skala antar-agama maupun intra-agama. Selain itu, entitativitas kelompok juga dapat memperkuat pengaruh orientasi kolektif terhadap intoleransi antar-agama.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang transformasi spiritual muslim di Indonesia. Wulan berharap hasil penelitian ini memberi kontribusi signifikan pada pemahaman transformasi spiritual dan dinamika sosial di kalangan umat Muslim di Indonesia. Studi ini juga bisa menjadi landasan penelitian lebih lanjut tentang strategi meningkatkan toleransi dan pemahaman antaragama. Intoleransi kerap muncul terkait peristiwa-peristiwa politik tanah air, seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), serta Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).

Sidang promosi doktor dilaksanakan di ruang Auditorium gedung H Fakultas Psikologi UI yang diketuai oleh Dr. Bagus Takwin, M.Hum., Psikolog dengan Promotor Dr. Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si., dan Kopromotor Prof. Dr. Hamdi Muluk, Psikolog. Tim penguji terdiri dari Prof. Faturochman, MA, Prof. Ahmad Najib Burhani, MA, Dianti E. Kusumawardhani, M.Si, MM, PhD, Psikolog, dan Dr. Joevarian Hudiyana, M.Si.