Kepemimpinan Inklusif: Kunci Memimpin Anggota Tim yang Beragam

Di balik tim yang hebat, ada pemimpin yang hebat pula. Seorang pemimpin dikatakan sebagai kunci dari kinerja karyawan dan organisasi yang optimal, untuk itu perusahaan perlu mencari dan mengembangkan pemimpin yang baik. Sayangnya, menjadi pemimpin yang baik bukanlah perkara mudah, apalagi jika tim Anda terdiri dari orang-orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Nah, disinilah pentingnya kepemimpinan inklusif. Jika Anda ingin menjadi pemimpin yang bisa menghadapi anggota tim yang beragam, yuk simak lebih lanjut penjelasan berikut!

Apa itu kepemimpinan inklusif?

Pemimpin inklusif adalah seseorang yang mampu membuat semua anggota tim merasa diterima apa adanya, didukung dan dihargai, diperlakukan secara adil, dan didengarkan pendapatnya. Mereka juga mendorong kerjasama dan kolaborasi di dalam tim, memanfaatkan kekuatan unik setiap anggota tim, menghargai dan memahami bahwa mungkin ada perbedaan dalam tim, mendukung anggota tim untuk merasa menjadi bagian dari kelompok, dan membuat setiap anggota nyaman menyuarakan pendapatnya.

Kenapa penting sih jadi pemimpin yang inklusif?

Sebagai makhluk sosial, manusia punya kebutuhan untuk merasa diterima, dihargai, dan menjadi bagian dari sebuah kelompok. Mereka juga ingin berkontribusi dan mendapatkan apresiasi atas apa yang mereka lakukan. Pemimpin yang inklusif dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan lingkungan yang suportif dan terbuka yang dibangun pemimpin,  anggota tim akan lebih terdorong untuk menunjukkan berbagai perilaku positif yang dapat mendukung individu, kelompok, dan organisasi, seperti kinerja yang baik, perilaku kerja inovatif, efektivitas tim, kesehatan mental yang terjaga, dan lain-lain. Singkatnya, kepemimpinan inklusif membantu tim berkembang lebih baik, yang pada akhirnya mendorong kemajuan organisasi secara keseluruhan.

Lalu, bagaimana seorang pemimpin bisa menunjukkan gaya kepemimpinan inklusif?

Berikut beberapa hal sederhana yang bisa Anda coba, berdasarkan saran dari Roberson dan Perry:

  • Membuka ruang untuk komunikasi

Sebagai pemimpin, dorong semua anggota tim untuk menyampaikan pendapatnya. Jangan sampai waktu habis hanya untuk satu atau dua orang saja yang berbicara dalam kelompok. Usahakan agar Anda benar-benar memerhatikan setiap anggota tim Anda sehingga mereka merasa didengar. Jika ada anggota tim yang tidak nyaman berbicara di depan orang lain, berikan alternatif komunikasi seperti diskusi terpisah atau melalui chat.

  • Mengelola perbedaan dalam tim

Sediakan waktu untuk melakukan team building atau kegiatan bersama untuk membangun kedekatan diantara anggota tim (misalnya dengan makan siang bersama, atau sesi santai di luar kantor). Bangunlah suasana bahwa perbedaan pendapat tidak menjadi masalah asalkan dapat didiskusikan bersama. Apabila ada anggota-anggota tim yang membuat “geng“ sendiri, pertimbangkan untuk menugaskan mereka pada proyek yang terpisah sehingga mereka bisa menyatu dengan anggota tim lain secara keseluruhan.

  • Memastikan tiap anggota memiliki peran sesuai dengan keterampilannya yang unik

Kenali kemampuan dan minat tiap anggota tim. Tanyakan langsung: “Apa sih kekuatan kamu?”, “Dari semua tugas yang ada dalam tim, yang mana yang paling bisa kamu kerjakan secara efektif?”, dan, “Apa ada hal atau preferensi tertentu dalam bekerja yang membuat kamu bisa bekerja lebih efektif?”. Berdasarkan jawaban tersebut, pertimbangkan untuk memberi tugas yang sesuai dengan kemampuan dan keunikan mereka. Jangan lupa memberi apresiasi atas kontribusi unik mereka!

  • Membuat anggota tim merasa berdaya.

Sediakan waktu dan tempat bagi anggota tim untuk ngobrol dengan Anda secara personal. Minta umpan balik dari mereka mengenai suasana kerja, kinerja mereka selama ini, juga tentang kepemimpinan Anda. Dorong mereka untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka masing-masing.

Akhir kata, kepemimpinan inklusif bukan cuma soal “baik hati”— tetapi ini soal strategi yang bisa membawa tim menuju kesuksesan. Semakin Anda menghargai perbedaan, semakin kuat tim Anda. Yuk, jadi pemimpin yang inklusif. Karena saat semua anggota merasa punya tempat, semua bisa bergerak maju bersama!

Penulis: Eka Gatari, M.Psi., Psikolog, Nurul Arbiyah, M.Si., dan Najwa Camila, S.Psi.

Sumber: https://edukasi.okezone.com/read/2025/07/16/65/3155657/kepemimpinan-inklusif-kunci-memimpin-anggota-tim-yang-beragam