Psikologi Berbagi untuk Sesama: Caring For Elderly

Tahun ini Fakultas Psikologi Universitas Indonesia merayakan Dies Natalisnya yang ke-64. Penyelenggaraan acara Dies Natalis tahun ini menyajikan acara yang berbeda. Dengan tema besar yang diusung oleh panitia Dies Natalis yang ke-64 yakni Psikologi Kembali Berbagi, panitia berharap dapat menyebarkan semangat berbagi kepada orang lain yang bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dalam berbagai bentuk.  Kali ini panitia Psikologi Kembali Berbagi, menyelenggarakan acara dengan judul Caring For Elderly yang diisi oleh pakar lansia dari sivitas akademika Universitas Indonesia.

Merawat kerabat lanjut usia (lansia) bisa mendatangkan kebahagiaan sekaligus tantangan. Rasa bahagia hadir saat kita bisa memberikan perawatan yang sesuai dan memadai untuk kerabat yang telah membesarkan kita dengan penuh cinta. Di sisi lain, merawat lansia juga mendatangkan tantangan dalam pengelolaan emosi, menjaga kebugaran dari kelelahan dan kurang tidur, pemenuhan biaya yang tidak sedikit, dan menyeimbangkan dengan berbagai peran lainnya. Jika tidak dikelola dengan baik, berbagai tantangan tersebut dapat menimbulkan dampak buruk dalam kesehatan fisik, psikologis, dan relasi sosial bagi yang memberikan perawatan maupun lansia yang membutuhkan perawatan.

Pada hari Sabtu, 8 Juni 2024, bertempat di Amaris Hotel La Codefin Kemang, pakar perawatan lansia dari Universitas Indonesia mengisi acara dengan durasi tiga jam. Hadir dalam acara tersebut ⁠Dra. Wisni Bantarti, M.Kes (Dosen Purnabakti Kesejahteraan Sosial UI & pemerhati Aging Studies) di sesi pertama. Kemudian di sesi kedua ada Ibu ⁠⁠Dra. Dharmayati Utoyo, M.A., Ph.D., Psikolog.

Kegiatan yang dihadiri oleh 36 peserta dari berbagai kalangan berlangsung seru dengan pertanyaan-pertanyaan dari para peserta kepada para pakar. Pada sesi pertama Ibu ⁠Dra. Wisni Bantarti, M.Kes menyampaikan bahwa lansia seringkali menjadi topik yang terbengkalai. Selain itu, stigma bahwa para lansia tidak menikmati hari saja masih banyak. Bahkan rentang usia lansia saat ini sedang diinisiasi untuk dimulai menjadi 65 tahun, yang sebelumnya dari 60 tahun.

Ibu Wisni juga mengajak para peserta melihat lansia dari perspektif mikro atau biopsikososial. “Kita perlu memahami bahwa secara fisik lansia pasti mengalami penurunan dan penyakit degeneratif mulai banyak dialami. Selain itu, secara psikologis, perasaan kesepian, penyesalan, rentan dengan post-power syndrome serta emosi tidak stabil sering terjadi. Begitu juga secara sosial, perasaan kehilangan ketika ada kerabat meninggal dunia lebih mendalam, menjadi korban kejahatan, dan rentan mengalami pelecehan”, ungkapnya.

Para peserta diajak untuk memahami dunia lansia lebih dalam lagi. Pada akhir sesi pertama, Ibu Wisni menyampaikan salah satu cara untuk memberdayakan lansia adalah dengan Strength Base Care Perspective, dimana lansia perlu diajak bicara terkait harapan, impian, dan kebutuhan mereka. Lansia juga berhak hidup bahagia, mandiri, dan tetap aktif. Mereka juga bisa dibantu untuk mewujudkan hal-hal tersebut dengan bantuan dari caregiver.

Pada sesi kedua, Ibu ⁠⁠Dra. Dharmayati Utoyo, M.A., Ph.D., Psikolog membahas terkait caregiver lebih dalam. Bagaimana caregiver ini menata hati saat berinteraksi dengan para lansia. Seringkali caregiver adalah dari anggota keluarga dan tidak berbayar. Prosesnya sendiri sangat dinamis dan berubah-ubah sehingga sangat rentan merasa ‘burnout’ dan menjadi ‘hidden victim’.

Para caregiver dari keluarga memiliki tujuan yaitu menjaga pengurangan kecepatan kemunduran perilaku dan mencari perilaku adaptif yang bisa dilakukan oleh lansia. Selain itu, caregiver membantu agar lansia menjadi lebih mandiri dan tidak selalu bergantung kepada caregiver. Untuk mencegah ‘burnoutcaregiver keluarga tetap menjaga dirinya sendiri seperti mengambil waktu ‘break’, menjaga kesehatan, berolahraga, aktif dalam support group, konseling dan relaksasi. Mereka juga bisa melakukan beribadah serta berkomunikasi dengan Tuhan sebagai salah satu metode pelepas stress.

Selesai sesi, peserta dipersilakan untuk tanya jawab secara mendalam dengan kedua pakar yang hadir. Banyak dari mereka saling bertukar cerita mengenai pengalaman yang bisa menjadi informasi tambahan maupun penguatan bagi peserta lainnya. Acara kemudian ditutup dengan foto bersama.

#Psikologiberbagi #CaringForElderly #Psikologikembaliberbagi #diesnatalisfpsiui64 #diesnatalis64psikologiui  #fpsiuiuntuknegeri #PsikologiUI