Berkuliah di kampus impian dan memiliki prestasi non-akademik dari hobi merupakan dambaan banyak orang. Hal inilah yang dapat diwujudkan menjadi hal nyata oleh Rana Syarifa Mukawa. Rana Syarifa Mukawa atau yang akrab disapa Rana merupakan Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UI Kelas Internasional Angkatan 2022 yang menorehkan prestasi sebagai atlet golf di kancah nasional maupun internasional. Saat ini, Rana sedang mempersiapkan diri untuk berangkat ke The University of Queensland sebagai kelanjutan studi Kelas Internasionalnya setelah berkuliah dua tahun di Universitas Indonesia. Rana juga aktif di beberapa kegiatan mahasiswa seperti Entreprenur Week UI sebagai head of fundraising dan Share and Shine sebagai subject and social media manager.
Sebagai seorang atlet golf, Rana akan mewakili Jawa Barat di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 mendatang. Sebelumnya, sejumlah prestasi telah ia raih seperti Bogor Raya Golf Club 2023 Champion, Two Silver Medals in PORPROV 2022, 1st Runner-Up Team in International Amateur Championship 2022, Ladies Champion in Indonesia Amateur Golf Open Tournament 2022, 2nd Runner-Up in Olympic JABAR Amateur Open 2022, dan Kejuaraan Nasional Golf Junior 2022 Champion. Berbagai latihan dan peningkatan kemampuan golfnya juga terus dilakukan oleh Rana hingga saat ini.
Rana sudah menekuni olahraga golf sejak SMP. Semua berawal dari Ayahnya yang memiliki hobi bermain golf dan sering mengajak Rana untuk bermain golf bersama sejak kecil. Rana mulai tertarik untuk ikut bermain dan dibelikan alat-alat golf oleh Ayahnya saat SMP. Rana pun mulai berkomitmen menekuninya dengan berlatih bersama pelatih saat itu. Dari situlah timbul minat Rana untuk terus bermain golf hingga menghasilkan prestasi sampai titik ini.
Menurut Rana, golf merupakan olahraga yang paling tepat untuk dirinya. Golf bisa dimainkan dalam jangka panjang tanpa batasan umur. Rana juga merasa golf adalah olahraga yang cukup unik. Jika biasanya cabang-cabang olahraga lain harus bertanding melawan manusia secara langsung, sedangkan golf ia perlu melawan dirinya sendiri dan alam. Banyak tantangan juga yang perlu dihadapi namun ia tetap menikmati dan merasa senang melewatinya.
Dari golf, ia banyak belajar untuk mengelola emosi, belajar fokus dan menerapkan mindfulness pada setiap situasi yang dihadapi, menjadi pribadi yang mampu beradaptasi dan fleksibel terhadap keadaan, berlatih sabar mengikuti dan menunggu pertandingan yang berjam-jam, serta memahami batas kemampuan diri. Rana bercerita bahwa ia sering merasakan situasi emosi yang naik turun. Di awal pertandingan, ia bisa saja merasa antusias karena mencetak skor dengan mudah, namun bisa saja tiba-tiba ia merasa emosi yang kurang nyaman dan menangis saat performanya mulai menurun. Ia diajarkan oleh Ibunya untuk dapat menerima dan memvalidasi dulu perasaannya dan membiarkan dirinya menangis hingga lega saat jeda pertandingan agar dapat melanjutkan pertandingan hingga akhir. Dari golf, ia belajar untuk bisa menerima dirinya sebagai manusia biasa dan terbiasa menghadapi tantangan dengan tenang dan santai dalam berbagai hal.
Berbicara tentang prestasi akademik dan prestasi olahraga, Rana selalu ingin memberikan yang terbaik pada keduanya. Ia berusaha untuk bertanggung jawab dengan semaksimal mungkin membagi waktu dan tenaganya. Selain itu, Rana juga selalu mendapatkan dukungan dari orang tuanya. Sejak kecil, ia sudah dibantu oleh Ibunya untuk membuat jadwal kegiatan setiap hari. Ibunya juga selalu mengingatkan untuk membagi waktu antara belajar, beristirahat, bermain, dan rekreasi. Rana merasa selalu didukung dan diapresiasi dengan baik yang membuat dirinya merasa puas dan senang dalam menjalani tanggung jawab akademik dan olahraganya.
Rana membagikan caranya untuk bisa menjalani hari-harinya dengan baik. Ia melakukan manajemen waktu, manajemen stres, membuat jadwal kegiatan harian, menyusun skala prioritas, mengonsumsi suplemen, olahraga jalan pagi dan pilates, menyelesaikan tugas dan materi kuliah sesegera mungkin di waktu luang, serta selalu bersikap optimis dan positif terhadap situasi. Rana juga belajar untuk memahami kebutuhan dan keadaan dirinya sendiri. Ada saatnya Rana hanya menghabiskan waktu seharian di kamar untuk beristirahat. Rana belajar untuk mengkomunikasikan kebutuhannya agar orang tuanya membiarkan dirinya beristirahat di kamar tanpa melakukan apapun. Selain beristirahat di kamar, Rana juga sering menghabiskan waktu dengan mengunjungi tempat rekreasi.
Sebagai seorang mahasiswa dan atlet golf, Rana merasa bangga sekaligus cemas. Ia merasa bangga karena bisa berkuliah di universitas yang cukup berkualitas. Namun di sisi lain, ia juga merasa cemas dengan tanggung jawab yang perlu diselesaikan secara bersamaan. Kuliah dan golf merupakan dua hal yang sama penting dalam prioritas hidupnya. Ia memilih untuk berkomitmen menjalankan keduanya dengan penuh tanggung jawab. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah bagi Rana.
Di awal, ia mengira akan terancam Drop Out dari perkuliahannya karena beratnya beban perkuliahan dan banyaknya kegiatan sebagai atlet golf. Ia juga harus menghadapi tekanan kompetisi. Sebagai atlet golf yang sudah difasilitasi secara materi maupun non-materi oleh sponsor, ia menjadi perwakilan daerah atau institusi tertentu yang membawa nama baik dan mendapat tekanan untuk menjadi pemenang. Ia juga sempat mengalami cedera kaki dan harus beristirahat selama enam bulan. Pada fase tersebut, ia belajar berlapang dada menerima keadaan dan tetap berpikir positif selama fase pemulihan. Ia juga menjadikan momen cedera sebagai fase istirahat yang membuat dirinya memiliki waktu untuk eksplorasi diri. Seiring berjalannya waktu, Rana merasa bahwa pilihannya dapat dijalani dengan baik dan ia nikmati prosesnya.
Pilihan Rana untuk menjadi mahasiswa sekaligus atlet golf menjadi lebih mudah dijalani karena ia memiliki peer group yang sehat, teman-teman lain dan dosen yang sangat suportif. Ia memiliki peer group kuliah yang mau memahami dan menyesuaikan jadwal kerja kelompok dengan jadwal latihan golf Rana, saling membantu dalam berbagai hal, mengerjakan tugas bersama, saling mengajarkan materi kuliah, berbagi tugas untuk merangkum materi, mendukung mimpi dan ambisi masing-masing tanpa saling berkompetisi di dalam grup, dan menghabiskan waktu bersama dengan menginap ataupun ke tempat-tempat rekreasi. Teman-teman mahasiswa antar angkatan di Fakultas Psikologi UI juga cukup suportif untuk berbagi informasi perkuliahan dan saling membantu untuk pembelajaran. Di Fakultas Psikologi UI, teman-teman mahasiswa saling berbagi rangkuman materi, ada kelompok-kelompok belajar bersama, dan selalu terbuka untuk saling mengajarkan. Selain mahasiswa, para dosen juga memberikan dukungan terhadap Rana, seperti memberikan kalimat penyemangat dan mempermudah proses perizinan Rana jika harus mengikuti agenda golfnya. Menurut Rana, para dosen juga mudah untuk dihubungi dan diajak diskusi yang mempermudah studi Rana selama ini.
Berkuliah di Fakultas Psikologi UI Program Sarjana Kelas Internasional merupakan pilihan Rana sendiri. Pilihan tersebut didasari atas keinginan Rana ingin memiliki lingkungan, relasi, dan pengetahuan global yang lebih luas sebagai bekal ia berkarier di masa depan. Selain itu, ia juga ingin tetap menjadi atlet golf di Indonesia. Kelas Internasional menjadi pilihan yang tepat bagi tujuannya tersebut karena ia akan berkuliah di dua universitas, yaitu di Universitas Indonesia selama dua tahun, kemudian di The University of Queensland, Australia dua tahun berikutnya. Universitas Indonesia dan The University of Queensland merupakan universitas yang memiliki program studi psikologi sejak lama dan berpengalaman di bidangnya. Menurut Rana, menjadi mahasiswa di dua universitas tersebut akan menjadi investasi dan keuntungan tersendiri bagi karier dan pengembangan dirinya.
Di The University of Queensland juga terdapat “Elite Athlete Programs”. Program tersebut memudahkan Rana untuk tetap bisa mengikuti PON 2024 mendatang di Indonesia tanpa memengaruhi status akademiknya saat sudah berkuliah di The University of Queensland nanti. Ia juga akan difasilitasi dengan jadwal-jadwal ujian dan materi perkuliahan susulan di program tersebut. Menurut Rana, berkuliah di Fakultas Psikologi UI Kelas Internasional merupakan pilihan yang tepat. Baik Universitas Indonesia maupun The University of Queensland sangat mendukung dan memfasilitasi prestasi Rana sebagai mahasiswa dan atlet golf.
Sebagai mahasiswa yang mempelajari psikologi, Rana sangat menyukai mata kuliah psikologi perkembangan karena ia ingin menjadi seorang psikolog klinis anak dan remaja. Rana merasakan perbedaan sebelum dan sesudah mempelajari mata kuliah tersebut. Sebelum belajar psikologi perkembangan, Rana selalu berpikir dan memandang negatif seseorang yang melakukan kesalahan dan bertingkah laku yang kurang baik. Setelah mempelajari psikologi perkembangan, Rana menjadi lebih berpikir kritis mengenai proses dan alasan pembentukan tingkah laku seseorang sehingga menimbulkan empati pada dirinya. Selain itu, ilmu psikologi yang ia dapatkan di perkuliahan juga bermanfaat dan dapat digunakan bagi dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.
Tidak hanya belajar dan mencetak prestasi saja, Rana juga ingin bermanfaat dan berkontribusi bagi kesehatan mental anak dan remaja. Ia berharap dapat menggunakan ilmu psikologinya untuk membantu orang-orang sekitarnya. Hal sederhana yang selama ini sudah dilakukan oleh Rana adalah berusaha menjadi pendengar yang baik untuk orang-orang yang ia temui. Selepas menjadi Sarjana Psikologi, Rana berencana untuk melanjutkan studi profesi psikologi menjadi seorang psikolog. Ia akan memulai kariernya sebagai psikolog dengan bekerja di biro atau klinik psikologi. Setelah itu, ia akan mendirikan klinik psikologi sendiri dan menyediakan layanan-layanan yang mudah diakses oleh orang-orang dengan keterbatasan ekonomi.
“Jangan gampang menyerah kalau mau meraih mimpi, harus semangat terus mengejar apa yang kita inginkan, di bidang apapun, akademik maupun olahraga. Kalau masih muda jangan takut cape, memang sekarang harus cape dulu supaya ke depannya lebih mudah. Kalau udah terlalu cape, jangan lupa istirahat. Di setiap tantangan selalu ada kesempatan, jangan ragu mengejar passion kita meskipun sulit, kalau dijalanin satu-satu pasti sampai kok! Lingkungan positif, teman yang positif, dan keluarga yang positif itu juga sangat berpengaruh untuk kita, sambil tetap menjaga kesehatan mental kita”, Ujar Rana dengan penuh semangat.