JAKARTA – Bingung dan stres saat menghadapi konflik di dunia kerja, terkadang membuat seseorang menemui titik buntu dalam menyelesaikannya. Yuk kita bahas, bagaimana konflik yang kita alami dapat berdampak positif pula untuk tim kerja kita.
Menurut penelitian Robbin & Judge tahun 2018, konflik dalam tim kerja dapat terjadi karena adanya perbedaan pendapat yang terjadi atau karena adanya masalah pribadi yang memengaruhi saat kita berinteraksi dengan anggota tim atau atasan kita. Robbin & Judge menyebutkan bahwa ada dua tipe konflik yang mungkin dapat kita alami yaitu konflik yang bersifat fungsional dan disfungsional.
Contoh Konflik di Kantor
Misal, saat kita berdiskusi dalam rapat. Kamu merasa bahwa ide yang kamu miliki potensial. Namun ternyata disanggah oleh rekan kamu yang lain, namun ia dapat menceritakan sisi yang kurang dari ide tersebut. Dari perbedaan pendapat tersebut, kemudian malah muncul ide baru yang ternyata lebih baik. Nah, inilah konflik yang bersifat fungsional.
Sebaliknya, saat ada konflik karena perbedaan pendapat, yang terjadi selanjutnya adalah masing-masing orang dalam tim menjadi bermusuhan, gak mau lagi bertegur sapa dan saling menyalahkan. Tidak ada pihak yang mencoba untuk mendamaikan atau mengalah. Inilah konflik yang bersifat merusak atau disfungsional tadi.
Jika demikian, apa yang dapat kita lakukan untuk dapat mengarahkan agar konflik yang ada menjadi fungsional dan bukan mengarah pada konflik yang bersifat disfungsional? Coba kita telaah pendapat beberapa ahli berikut ini yaa. Dalam penelitian McConnon & McConnon tahun 2008 memberikan beberapa langkah untuk bisa kamu praktekkan agar kamu dapat melewati konflik yang terjadi tanpa menimbulkan konflik baru lainnya.
Tips Mengatasi Konflik
Langkah pertama adalah perhatikan kondisi anggota dalam tim. Walaupun pendapat yang disampaikan oleh anggota tim tidak sesuai dengan pemahaman kamu, namun janganlah langsung menolak mentah-mentah pendapat tersebut. Cobalah untuk memberikan validasi terhadap pendapatnya lebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa kamu mau mendengarkan dan mencoba untuk memahami sudut pandang dari anggota tim yang lain.
Bila langkah pertama tadi sudah kamu lakukan, kamu bisa lanjut ke langkah kedua, yaitu mencari tahu kebutuhan atau tujuan dari anggota tim kamu. Bisa jadi pendapat kamu dengan anggota tim berbeda, namun kalian memiliki satu tujuan yang sama. Tujuan inilah yang bisa kamu eksplor lagi dari tim kamu, agar kalian bisa mencari solusi untuk mencapai tujuan tersebut. Pada langkah ini, kamu juga bisa mengutarakan situasi, kondisi, serta harapan dari ide yang kamu sampaikan juga.
Berdasarkan langkah pertama dan kedua ini, alih-alih langsung mengatakan “aku tidak setuju dengan ide kamu, …”, kamu bisa mencoba mengatakan hal ini “aku paham dengan ide kamu. Kira-kira kenapa kamu menginginkan ide itu?” atau “apa tujuan yang ingin kamu capai dari ide itu?” dan bisa kamu lanjutkan dengan kalimat ini “kalau menurut pandanganku, seperti ini …”
Apabila kamu sudah mengetahui kebutuhan dari masing-masing anggota tim, selanjutnya kamu dan tim bisa mencari solusi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Solusi yang ditetapkan sebaiknya tidak hanya berdasarkan pendapat pribadi kamu, tapi usahakan juga untuk dapat mengakomodir kebutuhan anggota tim lainnya. Kalau kamu kesulitan untuk melakukan langkah ini, kamu bisa mengajak atasan kamu untuk ikut memberikan solusi. Dengan begitu, kamu dan anggota tim lainnya akan lebih berkomitmen untuk melaksanakan solusi tersebut.
Langkah keempat atau langkah terakhir adalah memastikan solusi yang telah didiskusikan bersifat kondisi ‘win-win’ antar anggota tim. Kalau masih ada anggota tim yang belum mencapai kondisi ‘win’, maka konflik tersebut belum selesai dan solusi lain perlu dicari lagi agar tujuan masing-masing tercapai. Jika kamu sendiri masih merasa belum nyaman dengan solusi yang dihasilkan, kamu bisa mengatakan hal ini “aku tertarik dengan solusi itu karena …, namun yang menjadi perhatian aku adalah …”. Menyampaikan perasaan kamu dengan jelas dan pilihan kata yang netral akan membantu proses pencarian solusi yang maksimal.
Kesimpulannya, kamu tidak perlu bingung dan khawatir bila menghadapi konflik dengan rekan kerja, bahkan atasan. Komunikasi yang baik dan keterbukaan satu sama lain dapat membantu kita untuk menemukan solusi terbaik dalam memecahkan masalah. Bahkan tak jarang dapat memunculkan ide kreatif dan inovasi. Solusi ini juga dapat menjadi bentuk penghargaan terhadap setiap orang dalam tim kerjamu karena semua orang ingin dihargai. Ingatlah, ini bukan tentang kamu menghadapi anggota tim kamu, melainkan tim kamu menghadapi konflik yang terjadi. Menjadi berbeda juga adalah hal yang biasa, tinggal bagaimana cara untuk menyikapinya dengan bijaksana. So…gak perlu baperan yaa…
Ditulis oleh:
Ditulis oleh : Dr. Arum Etikariena., MPsi, Psikolog,
Mulhilmi Achmad, S.Psi,
Stephanie Andrea Frederica Hukom, S.Psi
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia