Depok, (25/07/ 2023) Ilmi Amalia, Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, telah melakukan penelitian yang inovatif berjudul “Ekspresi Identitas Muslim: Peran Tipe Identifikasi, Totalisme Islam, dan Kontak Antar Kelompok sebagai Moderator.” Penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang kompleksitas ekspresi identitas Muslim dengan menguji pengaruh tipe identifikasi, totalisme Islam, dan kontak antar kelompok terhadap ekspresi identitas Muslim.
Ekspresi identitas Muslim dapat dijelaskan melalui teori social identity performance yang membedakan ekspresi konsolidasi dan mobilisasi dan dapat dijelaskan sebagai representasi aspek kultural dan politik Islam. Studi yang ada sebelumnya belum membedakan kedua jenis ekspresi ini, dan hanya berfokus pada faktor situasional atau identifikasi dalam memprediksi ekspresi identitas. Ilmi mengajukan bahwa penting untuk memahami perbedaan kedua fungsi ekspresi identitas sekaligus peran identifikasi kelompok dan faktor situasional dalam menjelaskan ekspresi identitas Muslim di Indonesia.
Pada studi pertama, Ilmi melakukan penyusunan Skala Ekspresi Identitas Muslim berdasarkan empat faktor, yaitu ekspresi individual, ekspresi interpersonal, ekspresi aksi kolektif, dan ekspresi partisipasi politik. Analisis faktor konfirmatori dengan model second order menunjukkan kesesuaian struktur faktor yang diusulkan dengan data. Ekspresi konsolidasi direpresentasikan oleh faktor individual dan interpersonal, sedangkan ekspresi mobilisasi direpresentasikan oleh faktor partisipasi politik dan aksi kolektif.
Studi kedua bertujuan menguji mekanisme psikologis yang membedakan ekspresi identitas konsolidasi dan mobilisasi, dengan melihat peran kelekatan kelompok, glorifikasi kelompok, totalisme Islam, dan kontak dengan pemeluk agama lain. Berdasarkan hasil studi ini, dapat disimpulkan bahwa ekspresi identitas Muslim dapat dibedakan menjadi ekspresi konsolidasi dan mobilisasi. Ekspresi konsolidasi adalah bentuk-bentuk ekspresi yang bertujuan menguatkan identitas sebagai Muslim seperti memakai atribut Islam. Sedangkan ekspresi mobilisasi adalah bentuk-bentuk ekspresi dengan tujuan mengubah keadaan umat Islam, biasanya terkait dengan kekuasaan dan politik.
Perbedaan tersebut ditentukan oleh tipe identifikasi, dimana mereka yang menunjukkan kecenderungan tinggi dalam kelekatan kepada kelompok cenderung memiliki interpretasi keislaman totalisme dan akan cenderung menunjukkan ekspresi identitas konsolidasi. Sementara itu, tipe identifikasi, glorifikasi kelompok mempengaruhi ekspresi mobilisasi. Dimana identifikasi dengan kelompok yang menekankan pada superioritas akan mendorong ke bentuk-bentuk ekspresi yang mengubah status Islam pada sistem sosial yang lebih luas. Kontak dengan pemeluk agama lain mempengaruhi ekspresi identitas mobilisasi. Dimana kontak dengan pemeluk agama lain akan menyebabkan berkurangnya dukungan terhadap bentuk-bentuk ekspresi yang terkait pengubahan status Islam secara sosial-politik. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam menjelaskan bentuk-bentuk ekspresi identitas Muslim dan faktor-faktor psikologis yang mempengaruhinya.
Menurut Ilmi Amalia yang juga merupakan dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta, penelitian memberikan implikasi praktis. Pertama, ekspresi identitas adalah bagian yang tak terpisahkan dari identitas itu sendiri. Ekspresi identitas konsolidasi dan mobilisasi akan selalu ada di masyarakat. Pemerintah perlu memfasilitasi dan mengakomodir kedua ekspresi selama tidak melanggar norma hukum yang berlaku. Misalnya, dengan cara mengizinkan aksi demonstrasi, tidak membatasi berdirinya ormas-ormas Islam selama kegiatannya tidak melanggar hukum. Kedua, pentingnya meningkatkan kontak antar pemeluk agama untuk mengurangi konflik dan intoleransi. Ketiga, pemerintah dan figur otoritas keagamaan perlu mensosialisasi narasi perdamaian dan moderasi beragama untuk mengurangi glorifikasi kelompok agama.
Sidang promosi doktor tersebut dilaksanakan di ruang Auditorium gedung H lantai 4 Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Depok, pada Selasa (25/07). Sidang ini diketuai oleh Dr. Bagus Takwin, M.Hum., Psikolog dengan Promotor Prof. Dr. Hamdi Muluk, M. Si., Psikolog., dan Kopromotor Dr. Mirra Noor Milla, S. Sos., M. Si. Tim Penguji diketuai Dianti E. Kusumawardhani, M. M., M. Psi., Ph.D., dengan anggota yaitu Prof. Dr. M. Enoch Markum, Psikolog., Bahrul Hayat, Ph.D., Dr. Zainal Abidin, M. Si., Psikolog., dan Dra. Amarina Ariyanto, Ph. D., Psikolog.