Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menyelenggarakan kegiatan Webinar Online Lecture “Non-Linear Data Analysis” pada Selasa, 14 Juni 2022. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman bagi civitas akademika Fakultas Psikologi Universitas Indonesia maupun peserta umum mengenai bagaimana cara menggunakan dan memanfaatkan analisis data non-linear pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan dan akan dilakukan kedepannya.
Online lecture ini menghadirkan narasumber Dr. Marijtje Jongsma yang merupakan Associate Professor Behavioural Science Institute, School of Psychology, Radboud University, dan dimoderatori oleh Ermanda Saskia Siregar, MA. yang merupakan Anggota Laboratorium Psikologi Lalu Lintas & Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Dr. Marijtje memulai webinar dengan sedikit bercerita mengenai bagaimana perasaannya dapat kembali mengunjungi Indonesia terutama Universitas Indonesia setelah adanya pandemic Covid-19. Beliau juga memperkenalkan diri sekaligus latar belakang pendidikannya.
Narasumber mulai memaparkan materinya yang berjudul “The Linearity Delusion” dengan sebuah pertanyaan, mengapa kita sering menarik kesimpulan yang salah dari test interactions dan bagaimana cara memperbaikinya dengan cara yang relatif sederhana. Terdapat beberapa pertanyaan seperti, siapa di antara kamu yang secara teratur: a). melakukan tests interactions (moderasi) untuk menentukan signifikansi? b). memeriksa lebih lanjut signifikansi dengan plotting dan interpretasi garis regresi? c). memeriksa lebih lanjut interaksi signifikansi dengan hal-hal seperti simple slopes, Johnson-Neyman, regions-of-significance, spotlight/floodlight, pick-a-point, dan lainnya? d). memeriksa efek non-linear pada asosiasi IV-DV? e). melakukan sesuatu terhadap temuan ketika menghadapi non-linearitas?.
Narasumber menampilkan diagram Scatter Plot (True Model) dari variabel dukungan keluarga dan efeknya terhadap kesehatan mental. Terdapat interaksi dimana dukungan keluarga akan kurang penting (tidak begitu memiliki efek) terhadap perawatan yang aktif atau perawatan akan memiliki efek yang lebih kecil pada dukungan keluarga yang tinggi, atau yang biasa disebut dengan “attenuating interaction” (interaksi yang saling melemahkan). Jika dilakukan regresi linear dan plotnya menjadi garis lurus, kita tetap akan mendapatkan hubungan antara kedua variabel tersebut. Namun hubungannya akan menjadi probing interaction yakni kesimpulan yang salah atau crossover interaction. Kesimpulan yang didapatkan akan menjadi orang dengan dukungan keluarga yang tinggi lebih baik tidak melakukan perawatan aktif.
Dr. Marijtje melanjutkan pemaparannya terkait hipotesis. Pada departemen dimana narasumber bekerja, belakangan ini sangat disarankan untuk melakukan pre-registrasi dimana sebelum melakukan pengambilan data, peneliti diminta untuk mengumpulkan proposal lengkap dengan teori, hipotesis, dan analisisnya. Pengumpulan proposal dimaksudkan untuk menghindari terjadinya behacking atau fenomena dimana kita mengumpulkan data menggunakan hipotesis apriori. Sehingga peneliti dapat lebih fokus pada temuan signifikan yang tidak disengaja. Hipotesis merupakan sebuah liabilitas. Hipotesis memandu kita dalam melakukan design tests, estimasi parameter, dan mengesampingkan hipotesis jika gagal dalam tes. Hipotesis menjadi liabilitas ketika hipotesis dapat mencegah peneliti untuk menjelajahi aspek data lain yang tidak perlu dan secara efektif membutakan peneliti terhadap ide-ide baru.
Lebih lanjut mengenai Online Lecture “Non-Linear Data Analysis” dapat diakses melalui link https://www.youtube.com/watch?v=IawA5gmt5QU.
(Md)