Doktor F.Psi UI Teliti Keingintahuan Sosial Sebagai Mekanisme Penahan Kecemasan Kematian Dalam Perspektif Terror Management Theory

Depok– Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menggelar sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Rani Agias Fitri, secara online via zoom, Rabu (4/08/2021).

Sidang Promosi Doktor ini diketuai oleh Dr .Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A., Psikolog, dengan Promotor Dr. Bagus Takwin, M.Hum. , Kopromotor Sali Rahadi Asih, M. Psi., MGPCC, Ph.D., Psikolog Ketua Penguji dan Tim Penguji Agnes Nauli Shirley W. Sianipar, S.Psi., M.Sc., Ph.D. (Ketua), Dr. Zainal Abidin, M.Si, Dr. Rahkman Ardi, M.Psych., Psikolog, Dr. Fivi Nurwianti, S.Psi., M.Si., Psikolog, Dr. Dyah Triarini Indirasari, S.Psi., M.A, Psikolog.

Disertasi yang diangkat oleh Promovendus “Keingintahuan Sosial Sebagai Mekanisme Penahan Kecemasan Kematian Dalam Perspektif Terror Management Theory”.

Keingintahuan sosial adalah minat untuk memperoleh informasi tentang bagaimana orang lain berperilaku, berpikir, dan merasa. Keingintahuan sosial berperan penting dalam kehidupan manusia karena membantu adaptasi di lingkungan sosial. Tiga fungsi keingintahuan sosial adalah memperoleh informasi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, membentuk dan memelihara hubungan sosial, dan memiliki kontrol lingkungan.

Penelitian ini didasari oleh kebutuhan untuk menjelaskan mekanisme dimilikinya keingintahuan sosial pada manusia. Terdapat gap teoretis dalam menjelaskan terjadinya keingintahuan sosial. Teori need to belong dan gap informasi kurang tepat digunakan untuk menjelaskan mekanisme terjadinya keingintahuan sosial dan TMT dianggap sebagai teori yang lebih tepat. TMT dapat menjelaskan mekanisme terjadinya keingintahuan sosial secara komprehensif, yaitu menjelaskan terjadinya keingintahuan sosial dengan memperhatikan fungsi-fungsinya. Teori ini menjelaskan bahwa kondisi deprivasi yang mendorong keingintahuan sosial adalah deprivasi kontrol yang disebabkan kematian. Kematian berada di luar kontrol manusia karena tidak diketahui kapan dan bagaimana terjadinya. Semua bentuk kecemasan dan fobia berasal dari kecemasan kematian. Salah satu cara mengembalikan persepsi kontrol adalah dengan memiliki informasi sosial yang diperoleh melalui keingintahuan sosial.

Dalam TMT, keingintahuan sosial terjadi karena kecemasan kematian. Keingintahuan sosial berperan sebagai mekanisme penahan kecemasan kematian karena memberikan proteksi berupa dimilikinya rasa keabadian simbolik biososial, yaitu orang merasa menjadi bagian dalam kelompok sosial yang lebih besar, lebih signifikan, dan eksistensinya lebih lama dari dirinya. Rasa keabadian simbolik biososial yang menjadi akses dari terpenuhinya keingintahuan sosial membuat orang merasa terus hidup meskipun secara fisik sudah meninggal. Menjadi bagian dari kelompok sosial membuat orang memiliki identitas dan dikenang setelah meninggal.

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, studi 1 menjadi dasar untuk melakukan studi 2. Studi 1 merupakan penelitian korelasional, yang bertujuan mengetahui sifat hubungan antara kecemasan dengan keingintahuan sosial. Studi 1 dilakukan karena masih terdapat gap penelitian tentang arah hubungan antara kecemasan dengan keingintahuan sosial. Hasil studi 1 menunjukkan bahwa beberapa bentuk kecemasan, yaitu kecemasan interaksi sosial, fobia sosial, dan kecemasan kematian, memprediksi keingintahuan sosial dengan arah positif.

Studi 2 merupakan penelitian eksperimental, yang bertujuan menguji hipotesis saliensi mortalitas, yaitu jika keingintahuan sosial memberikan proteksi terhadap kecemasan kematian maka mengingatkan orang akan kematiannya seharusnya meningkatkan kebutuhan untuk mendapatkan keabadian simbolik biososial yang diberikan oleh keingintahuan sosial. Hasil studi 2 menunjukkan bahwa kecemasan kematian menyebabkan meningkatnya keingintahuan sosial yang bertujuan untuk mewujudkan keabadian simbolik biososial. Berdasarkan hasil studi 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa keingintahuan sosial dapat menjadi mekanisme penahan kecemasan kematian. Penelitian ini memberikan sumbangan teori dengan membuktikan bahwa mekanisme terjadinya keingintahuan sosial dapat dijelaskan menggunakan TMT.

Penelitian ini semakin memperkuat posisi TMT sebagai teori yang dapat menjelaskan berbagai perilaku manusia. Penelitian ini juga menambahkan mekanisme penahan kecemasan baru, sekaligus menambahkan fungsi dari keingintahuan sosial, yaitu sebagai penahan kecemasan kematian. Dimilikinya keingintahuan sosial dapat meningkatkan kesehatan mental karena dapat menjadi sarana coping untuk mengatasi kecemasan. Keingintahuan sosial penting dimiliki oleh masyarakat di budaya kolektif yang mementingkan keharmonisan dalam hubungan Keingintahuan sosial membantu mendapatkan informasi baru dan mempelajari apa yang orang lain pikirkan, bagaimana mereka berperilaku, dan apa yang akan dilakukan berikutnya. Memiliki keingintahuan sosial akan membuat orang terhindar dari ostracism (dikucilkan atau diabaikan) atau mengalami kematian sosial.