Pengaruh Jarak Psikologi dalam Menulis Naratif terhadap Refleksi Diri Adaptif

Pengaruh Jarak Psikologi dalam Menulis Naratif terhadap Refleksi Diri Adaptif

Depok– Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menggelar sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Setiawati Intan Savitri, di Ruang Auditorium Gd.H  F.Psi, Rabu  (11/12/2019).

Sidang Promosi Doktor ini diketuai oleh Dr .Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A., Psikolog, dengan Promotor Dr. Bagus Takwin, M.Hum. Ph.D, Psikolog, Kopromotor Dra. Amarina Ashar Ariyanto, M.Si. Ph.D Psikolog, Dr. Elizabeth Kristi Poerwandari, M.Hum., Psikolog (Ketua Penguji), dan Tim Penguji Dr.Moordiningsih, M.Psi., Psikolog, Totok Suhardiyanto. M.Hum., Ph.D, Dr . Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si, Sali Rahadi Asih, M.Psi., MGPCC, Ph.D., Psikolog.

Disertasi yang diangkat oleh Promovendus, berjudul “Pengaruh Jarak Psikologi dalam Menulis Naratif terhadap Refleksi Diri Adaptif”. Pada saat mengalami peristiwa problematik, individu cenderung melakukan refleksi diri. Refleksi diri didefinisikan sebagai kapasitas kognitif individu untuk mengobservasi pengalaman diri berdasarkan perspektif dirinya sendiri dan juga perspektif orang lain. Metode refleksi diri yang dianggap adaptif diantaranya adalah dengan cara menulis alih-alih memikirkannya saja. Namun metode menulis untuk refleksi diri memiliki mekanisme adaptif yang berbeda-beda, diantaranya adalah dengan mekanisme menjaraki-diri. Menjaraki-diri adalah berjarak secara mental dari peristiwa negatif yang diingat kembali. Mekanisme menjaraki-diri dalam teori Jarak Psikologis, termasuk dalam dimensi hipotetikal yang lebih bersifat abstraksi dibandingkan faktual, yakni kemampuan manusia untuk berjarak dari situasi sekarang dan saat ini.

Kemampuan ini yang memfasilitasi manusia untuk melakukan evaluasi apa yang terjadi pada masa-lalu, dan merencanakan masa depan. Menulis sebagai salah satu metode refleksi diri, menggunakan perantara bahasa untuk dapat dimengerti baik oleh diri maupun orang lain, didalam mekanisme berbahasa, salah satunya adalah penggunaan perspektif dan kata ganti persona. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penggunaan perspektif dan kata ganti persona pada saat melakukan refleksi diri menentukan adaptif atau tidaknya proses tersebut.

Jika mekanisme menjaraki-diri yang menggunakan perspektif dan kata-ganti persona saat menulis dianggap memfasilitasi refleksi diri adaptif, apakah variasi penggunaan keduanya memiliki pengaruh adaptif yang berbeda-beda? Dilakukan 3 eksperimen. Studi 1.a. (N= 428),dilakukan untuk membuktikan dugaan bahwa penggunaan perspektif (aktor vs pengamat) saat mengingat peristiwa negatif akan berbeda dalam refleksi diri adaptifnya. Didapatkan hasil studi 1.a. hanya dapat membedakan mekanisme menjaraki-diri, tetapi tidak pada reaktivitas emosi, penghindaran, bercerita berulang dan pemaknaan kembali. Sedangkan Studi 1.b.(N=428) berhasil membuktikan penggunaan kata ganti personal perbeda berbeda secara signifikan dengan kata ganti nama diri dalam hal menjaraki-diri, reaktivitas emosi, bercerita berulang, pemaknaan kembali kecuali penghindaran, ketika refleksi diri dilakukan dengan cara menulis. Studi 2 (N = 496) dilakukan untuk membuktikan bahwa terdapat variasi penggunaan perspektif (aktor vs pengamat) dengan kata-ganti personal (pertama vs nama-diri) pada menulis refleksi diri, studi membuktikan bahwa terdapat perbedaan refleksi diri adaptif pada efek utama maupun interaksi pada penggunaan perspektif dan kata ganti personal. Studi 3 (N=92) dilakukan untuk menjawab dugaan bahwa terdapat perbedaan pengaruh variasi jarak psikologis terhadap refleksi diri adaptif yang berbeda pada metode menulis ekspresif, menulis dengan menjaraki-diri dengan kelompok kontrol. Ditemukan terdapat perbedaan pengaruh variasi jarak psikologis pada penggunaan kata ganti personal dan perspektif dalam menulis naratif.

Temuan ini secara strategis memberikan tambahan pada teori Jarak Psikologis dan konsep menjaraki-diri yakni, jika individu menggunakan kata-ganti persona pertama perspektif pengamat, individu dapat mengobservasi dirinya dengan perspektif dirinya sendiri tanpa mencemaskan perspektif orang lain. Secara praktis temuan penelitian ini, membantu individu untuk memberikan pertolongan psikologis pertama pada dirinya sendiri untuk dapat menstrukturkan pikirannya, mengelola emosinya, memberikan makna pada peristiwa negatif yang dialaminya, dengan cara menulis dengan mekanisme menjaraki-diri.

Setelah mempertahankan disertasinya, Tim Penguji memutuskan mengangkat Setiawati Intan Savitri sebagai doktor ke-154 yang dihasilkan oleh Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor Fakultas Psikologi UI, dan merupakan Doktor ke-112 yang lulus setelah Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor dikembalikan ke Fakultas Psikologi UI dengan predikat Sangat Memuaskan. (Md)