(15/08/2017) Dalam rangka meningkatkan kemampuan bernegosiasi kepada pihak eksternal maupun internal, yang dibutuhkan oleh seluruh bagian dari Unit Usaha Kerja (UKK) pada lingkungan Universitas Indonesia, Unit Ventura, Kerjasama, dan Hubungan Alumni Fakultas Psikologi UI bekerjasama dengan Mark Russell, seorang konsultan yang telah memiliki lebih dari dua puluh tahun pengalaman dalam memberikan pelatihan kepemimpinan, dengan bagaimana dalam menentukan strategi, cara, dan kemampuan dalam memulai bernegosiasi.
Dihadiri oleh 32 orang, yang terdiri dari para Wakil Dekan, Pimpinan beserta staf UKK yang berada di lingkungan Universitas Indonesia. Bertempat di Kantin Kaca Gedung E Fakultas Psikologi UI, workshop ini bertujuan Meningkatkan kemampuan softskill khususnya dalam bernegosiasi untuk para anggota UKK di berbagai fakultas di Universitas Indonesia, serta meningkatkan peluang kerjasama bagi UKK di berbagai fakultas di Universitas Indonesia dengan pihak eksternal (dalam hal ini, pengguna jasa UKK UI).
Negosiasi dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dalam dua hal yaitu kompromi dan kompetisi. Kompromi adalah situasi dimana kedua pihak saling memberikan kepercayaan dan menyesuaikan diri dan dapat dicapai situasi dimana kedua pihak sama-sama di untungkan (win win solution). Sedangkan pada kompetisi, hanya ada satu pihak yang akan mencapai tujuannya (i win and you lose).
Struktur otak manusia, seperti lapisan pada bawang merah dan terus berkembang dimana manusia tua pada jaman dinasaurus dahulu hanya mengandalkan emosi. Sehingga dalam negosiasi diibaratkan dilarang menjadi seekor dinasaurus yang hanya mengandalkan emosi. Seseorang pada saat marah, akan cenderung berbicara dan sedikit mendengarkan. Pada negosisiasi yang dibutuhkan seseorang yang lebih banyaj mendengar. Tahapan yang dilakukan pada negosiasi adalah, sebagai berikut :
a. Tahap pertama, mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh pihak lain
b.Tahap kedua, memahami yang dibutuhkan oleh pihak lain
c.Tahap ketiga, memahami tujuan kita dalam melakukan diskusi
d.Tahap keempat, mendiskusikan bagaimana tujuan dari pihak lain dan tujuan dari kita bernegosiasi dapat tercapai. Apabila, menemui kendala maka dapat diberikan beberapa pilihan agar kedua pihak tercapai tujuannya masing-masing.
Inti dalam bernegosiasi adalah mengerti dan memahami bagaimana kebutuhan pihak lain, dan menyesuaikannya dengan kemampuan serta kelebihan yang kita miliki agar masalah dan tujuan dari dilakukannya negosiasi tercapai. Untuk mengetahui, apa yang dibutuhkan pihak lain harus terbiasa dengan pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya tidak terbatas pada iya atau tidak melainkan sebuah penjelasan. Negosiasi yang diawali oleh sebuah pertanyaan akan jauh lebih baik, sebagai fondasi yang kuat dalam sebuah negosiasi.
Sesuai dengan teori negosiasi dilakukan dalam beberapa fase, yaitu opening atau pembukaan negosiasi menanyakan apa yang diperlukan, yang kedua adalah explanation yaitu penjelasan yang lebih dalam dari apa yang dibutuhkan oleh pihak lain. Fase ketiga adalah negotiation yaitu menanggapi kebutuhan tersebut dengan kemampuan yang kita miliki, dan fase terakhir adalah memastikan bahwa tujuan dilakukannya negosiasi tercapai dan kedua pihak mendapatkan solusi terbaik.